LAPORAN
PRAKTIKUM KIMIA
Mengamati Reaksi Endoterm dan Eksoterm


Oleh
Deva Yuniar/ XI IPA
SMA Taman Rama Jimbaran
Tahun Ajaran 2015/2016
LAPORAN
PRAKTIKUM KIMIA
Mengamati Reaksi Endoterm dan Eksotetrm

Oleh
Deva Yuniar/ XI IPA
Steven Pangestu / XI IPA
SMA Taman Rama Jimbaran
Tahun Ajaran 2015/2016
Lembar Pengesahan
Laporan ini di buat guna memenuhi nilai mata pelajaran
Kimia dan disahkan oleh guru pelajaran Kimia kelas XI – IPA SMA Taman Rama
Jimbran
Penulis Mengetahui
Deva
Yuniar Wakik
Atin,S.Si
Daftar Isi
Cover
………………………………………1
Lembar
Pengesahan………………………..3
Daftar
isi……………………………….…..4
Kata
Pengantar……………………………..5
Bab 1
Pendahuluan……………………………….6
Tujuan
praktikum………………………….7
Dasar
Teori………………………………...7
Alat
dan bahan……………………………10
Cara
kerja………………………………....16
Bab 2
Hasil
Praktikum………………………….32
Pembahasan
……………………………..34
Bab 3
Kesimpulan………………………………41
Saran……………………………………..42
Daftar
Pustaka……………………………43
Biografi penulis…………………………..44
Kata Pengantar
Puji syukur saya
panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat-Nya maka saya dapat
menyelesaikan laporan tentang Mengamati Reaksi Endoterm dan Ekstoterm pada
kehidupan Sehari – hari.
Tak lupa penulis ucapkan terimakasih pada pihak-pihak
yang telah membantu proses penulisan makalah mengenai hasil praktikum kimia
menentukan perubahan entalpi reaksi NaOH dengan HCl ini dari awal hingga akhir,
baik secara langsung maupun tidak langsung.Semoga laporan ini dapat bermanfaat
bagi pembaca dan umumnya bagi kita semua.
Penulis sadar masih banyak kekurangan – kekurangan baik teknis penulisan
maupun materi, mengingat akan kemampuan yang saya miliki.Untuk itu
kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan.
BAB 1
PENDAHULUAN
Dalam Hukum Pertama Termodinamika,
dinyatakan bahwa energi tidak dapat diciptakan dan tidak dapat dimusnahkan.
Pernyataan ini dikenal juga dengan sebutan Hukum Kekekalan Energi. Energi hanya
dapat berubah dari suatu bentuk ke bentuk yang lain. Dalam mempelajari
perubahan energi, dikenal sistem dan lingkungan. Sistem adalah
bagian dari alam semesta yang menjadi pusat perhatian. Lingkungan adalah bagian
dari alam semesta diluar system yang berinteraksi dengan sistem.
Reaksi-reaksi kimia selalu disertai
dengan perubahan energi. Reaksi kimia atau zat-zat yang bereaksi merupakan sistem.
Tebung, wadah, atau reaktor tempat berlangsungnya reaksi , dan segala yang ada
disekitanya merupakan lingkungan. Ada reaksi yang melepaskan energi ke
lingkungan. Ada pula yang sebaliknya, reaksi yang menyerap energy dari
lingkungan. Pada sebagian besar reaksi kimia, energy yang dilepas atau energy
yang diserap itu berupa panas atau kalor. Oleh karena itu, ilmu kimia yang
membahas khusus masalah ini disebut termokimia.
Reaksi yang melepaskan panas atau
kalor dari sistem ke lingkungan disebut reaksi eksoterm. Sebaliknya,
reaksi yang menyerap panas atau kalor dari lingkungan ke sistem disebut reaksi endoterm.
I.
Tujuan Praktikum
Percobaan ini dilakukan
untuk mengetahui dan dapat membedakan reaksi eksoterm dan reaksi endoterm yang
terjadi saat dilakukan percobaan.
II.
Dasar Teori
A. Reaksi Endoterm
Reaksi endoterm adalah reaksi yang menyerap kalor.
Reaksi endoterm merupakan reaksi yang disertai dengan perpindahan kalor dari
lingkungan ke sistem (kalor diserap oleh sistem dari lingkungannya) dan
ditandai dengan adanya penurunan suhu lingkungan di sekitar sistem.
Contoh reaksi endoterm
adalah pelarutan amonium khlorida, NH4Cl.
NH4Cl(s) +
Air → NH4Cl(aq)
Selain itu, contoh
lain dari reaksi endoterm yakni proses fotosintesis pada tumbuhan dan
asimilasi.
Pada reaksi endoterm,
sistem menyerap energi. Oleh karena itu, entalpi sistem akan bertambah. Artinya
entalpi produk lebih besar daripada entalpi reaktan. Akibatnya, perubahan
entalpi, merupakan selisih antara entalpi produk dengan entalpi reaktan (Hproduk
–Hreaktan) bertanda positif. Sehingga perubahan entalpi untuk reaksi
endoterm dapat dinyatakan:
ΔH = Hproduk-
Hreaktan > 0 (Positif)
Perubahan
entalpi pada reaksi endoterm dapat dinyatakan dengan diagram tingkat energi
seperti berikut ini:
B.
Reaksi Eksoterm
Reaksi eksoterm
adalah reaksi yang melepaskan kalor. Reaksi eksoterm merupakan reaksi yang
disertai dengan perpindahan kalor dari sistem ke lingkungan (kalor dibebaskan
oleh sistem ke lingkungannya) ditandai dengan adanya kenaikan suhu lingkungan
di sekitar sistem.
Contoh reaksi eksoterm
adalah gamping atau kapur tohor,
CaO(s) dimasukkan ke
dalam air.
CaO(s) + H2O(l) → Ca(OH)2(aq)
Selain itu, contoh
reaksi eksoterm dikehidupan sehari-hari adalah membakar minyak tanah di kompor
minyak dan nyala api unggun.
Pada reaksi eksoterm,
sistem membebaskan energi, sehingga entalpi sistem akan berkurang, artinya
entalpi produk lebih kecil daripada entalpi reaktan. Oleh karena itu ,
perubahan entalpinya bertanda negatif. Sehingga p dapat dinyatakan sebagai
berikut:
ΔH
= Hproduk –Hreaktan < 0 (negatif)
Perubahan
entalpi pada reaksi eksoterm dapat dinyatakan dengan diagram tingkat energi seperti
berikut ini:
III.
Alat dan Bahan
3.1
Alat
Ø Tabung reaksi (4 buah)

Ø Rak tabung reaksi

Ø Gelas beker 100 ml

Ø Termometer

Ø Spatula

Ø Tutup gabus

Ø Pembakar spiritus

Ø Penjepit tabung

3.2
Bahan
Ø Larutan HCl 1 M

Ø Potongan pita magnesium 4 cm

Ø Kristal Ba(OH)² 8H²O

Ø Kristal NH4Cl

Ø Serbuk belerang

Ø Serbuk besi

Ø Bubuk CuCo³

Ø Soda kue

Ø Cuka (CH³COOH)

Ø Amonium Tiosianat

Ø Kapur Tohor

Ø Urea (CO(NH²)²)

Ø Air suling/ Aquades

Ø Oralit

IV.
Cara Kerja
A. Percobaan 1 :
pencampuran Urea (CO(NH²)²) dengan Air
suling atau aquades












perubahan
|
Keterangan
|
|
Sebelum
|
sesudah
|
|
Suhu
|
26ºC
|
23ºC
|
Wujud
|
kristal
|
Cair
|
Suhu
tabung
reaksi
|
Dingin
|
Dingin
|
B. Percobaan 2 :
Pencampuran soda kue dan cuka (CH³COOH)








perubahan
|
Keterangan
|
|
Sebelum
|
sesudah
|
|
Suhu
|
23ºC
|
22ºC
|
Wujud
|
Bubuk
|
cair
|
Suhu
tabung
reaksi
|
Dingin
Ada
gelembung (fizzy drink)
|
Dingin
Menghasilakan
endapan
|
C. Percobaan 3 : HCL dan Pita Magnesium










perubahan
|
Keterangan
|
|
Sebelum
|
sesudah
|
|
Suhu
|
26ºC
|
43ºC
|
Wujud
|
besi
|
Hancur
|
Suhu
tabung
reaksi
|
Dingin
|
Panas
|
D. Percobaan
4 : Pencampuran Ba(OH)² 8H²O dan NH4Cl











perubahan
|
Keterangan
|
|
Sebelum
|
sesudah
|
|
Suhu
|
27ºC
|
25ºC
|
Wujud
|
Kristal
|
Meleleh
|
Suhu
tabung
reaksi
|
Dingin
|
Dingin
|
E. Percobaan 5 : pemanasan serbuk belerang (S) dan
serbuk besi (Fe)










perubahan
|
Keterangan
|
|
Sebelum
|
sesudah
|
|
Suhu
|
27ºC
|
60ºC
|
Wujud
|
Bubuk
Kuning
|
Padat
Orange
|
Suhu
tabung
reaksi
|
Dingin
|
Panas
|
*Campuran
menjadi satu, dan tabung reaksi menjadi panas.
F.
Percobaan 6
:Pemansan CuCo3








perubahan
|
Keterangan
|
|
Sebelum
|
sesudah
|
|
Suhu
|
27ºC
|
101ºC
|
Warna
|
Hijau Tosca
|
Hitam
|
Suhu
tabung
reaksi
|
Dingin
|
Panas
|
*Bubuk> Cair
>Bubuk
G. Percobaan 7 : Oralit dengan Aquades










perubahan
|
Keterangan
|
|
Sebelum
|
sesudah
|
|
Suhu
|
24ºC
|
23ºC
|
Wujud
|
bubuk
|
mencair
|
Suhu
tabung
reaksi
|
Dingin
|
Dingin
|
H. Percobaan 8 : NaoH dengan Cuka









perubahan
|
Keterangan
|
|
Sebelum
|
sesudah
|
|
Suhu
|
24ºC
|
87ºC
|
Wujud
|
kristal
|
bening
|
Suhu
tabung
reaksi
|
Dingin
|
Panas
|
BAB II
V.
Hasil Praktikum dan pembahasan
5.1
Hasil Praktikum
No
|
Percobaan
|
Tergolong
|
1.
|
Pencampuran
Urea dengan Aquades
|
Endoterm
|
2.
|
Pencampuran
Soda kue dengan Cuka
|
Endoterm
|
3.
|
Pencampuran
HCl dengan Pita Magnesium
|
Eksoterm
|
4.
|
Pencampuran Ba(OH)² 8H²O dan
NH4Cl
|
Endoterm
|
5.
|
pemanasan serbuk belerang (S) dan
serbuk besi (Fe)
|
Eksoterm
|
6.
|
Pemansan
CuCo3
|
Eksoterm
|
7.
|
Pencampuran
Oralit dengan Aquades
|
Endoterm
|
8.
|
Pencampuran
Naoh dengan Cuka
|
Eksoterm
|
5.2
Mengapa ?
digolongkan Endoterm/Eksoterm
1.
Pencampuran Urea
dengan Aquades

Pencampuran
ini termasuk endoterm karena Reaksi endoterm merupakan reaksi yang
disertai dengan perpindahan kalor dari lingkungan ke sistem (kalor diserap oleh
sistem dari lingkungannya) dan ditandai dengan adanya penurunan suhu lingkungan
di sekitar sistem.suhu berawal dari 26ºC menjadi 23ºC
2.
Pencampuran Soda
kue dengan Cuka

Pencampuran
ini termasuk endoterm karena Reaksi endoterm merupakan reaksi yang
disertai dengan perpindahan kalor dari lingkungan ke sistem (kalor diserap oleh
sistem dari lingkungannya) dan ditandai dengan adanya penurunan suhu lingkungan
di sekitar sistem.suhu berawal dari 23ºC menjadi 22ºC
3.
Pencampuran HCl
dengan Pita Magnesium

Pencampuran
termasuk eksoterm karena Reaksi
eksoterm merupakan reaksi yang disertai dengan perpindahan kalor dari sistem ke
lingkungan (kalor dibebaskan oleh sistem ke lingkungannya) ditandai dengan
adanya kenaikan suhu lingkungan di sekitar sistem.Pada
saat potongan pita magnesium di masukkan kedalAm larutan asam klorida (HCl)
menimbulkan gelembung berupa gas sehingga beberapa selang waktu kemudian pita
tersebut berubah menjadi putih.
4.
Pencampuran
Ba(OH)² 8H²O dan NH4Cl

Pencampuran ini termasuk endoterm karena Reaksi
endoterm merupakan reaksi yang disertai dengan perpindahan kalor dari
lingkungan ke sistem (kalor diserap oleh sistem dari lingkungannya) dan
ditandai dengan adanya penurunan suhu lingkungan di sekitar system. Pada
kristal barium hidroksida (Ba(OH)2.8H2O) yang ditambahkan
dengan Kristal amonium klorida(NH4Cl) dan di tutup dengan gabus
sehingga udara tidak dapat masuk dan keluar, kemudian pada saat tabung di
pegang terasa dingin dan setelah gabus di buka di kipas tercium bau yang tidak
sedap.
5.
pemanasan serbuk
belerang (S) dan serbuk besi (Fe)

Pencampuran termasuk eksoterm karena Reaksi eksoterm merupakan reaksi yang disertai dengan
perpindahan kalor dari sistem ke lingkungan (kalor dibebaskan oleh sistem ke
lingkungannya) ditandai dengan adanya kenaikan suhu lingkungan di sekitar
sistem.
6.
Pemansan CuCo3

ada saat pembakaran terjdi perubahan warna pada serbuk besi ,
yaitu mula-mula berwarna oranges lama-kelamaan berubah berwarna kemerahan
kemudian berubah menjadi warna hitam.
7.
Pencampuran Oralit
dengan Aquades

Pencampuran ini termasuk endoterm karena Reaksi
endoterm merupakan reaksi yang disertai dengan perpindahan kalor dari
lingkungan ke sistem (kalor diserap oleh sistem dari lingkungannya) dan
ditandai dengan adanya penurunan suhu lingkungan di sekitar sistem.
8.
Pencampuran Naoh
dengan Cuka

Pencampuran ini termasuk endoterm karena Reaksi
endoterm merupakan reaksi yang disertai dengan perpindahan kalor dari
lingkungan ke sistem (kalor diserap oleh sistem dari lingkungannya) dan
ditandai dengan adanya penurunan suhu lingkungan di sekitar sistem.
BAB III
Penutup
VI.
Kesimpulan
Berdasarkan praktikum
yang dilakukan disimpulkan bahwa :
N0.
|
Eksoterm
|
Endoterm
|
1.
|
Reaksi melepas kalor
|
Reaksi menerima kalor
|
2.
|
Mengalami kenaikan suhu
|
Mengalami Penurunan
suhu
|
3.
|
Pada reaksi eksoterm entalpi(ΔH) negatif (-)
|
pada
reaksi endoterm entalpi (ΔH) positif (+).
|
4.
|
eksoterm merupakan
reaksi yang melepas panas atau kalor dari sistem ke lingkungan
|
reaksi endoterm
merupakan reaksi yang menyerap panas atau kalor dari lingkungan ke sistem.
|
Dari hasil percobaan, dapat
disimpulkan bahwa Reaksi Eksoterm ditandai dengan kenaikan suhu sedangkan
Reaksi Endoterm ditandai denga penurunan suhu.
VII.
Saran
· Dalam melakukan
percobaan terlebih dahulu harus
memahami konsep tentang reaksi eksoterm dan reaksi endoterm.
· Setiap pengamatan harus dilakukan dengan teliti untuk
mendapatkan hasil yang maksimal.
Daftar Pustaka
Biografi Penulis
· Nama :
Deva Yuniar
· TTL :
Jepara,27 November 2000
· Alamat :
jl.Petasikan N0.77X Kedonganan
· Status :
Pelajar
· Hobi :
Photography
· Agama :
Hindu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar